Di ajang tanding Grand Slam Perancis Terbuka tahun ini pengunjung dimanjakan. Sebuah area tertutup yang dilengkapi dengan berbagai permainan tenis disediakan secara gratis bagi publik. Tapi yang paling top di sini bagi saya adalah, temu muka dan mendapatkan tanda tangan dari para pemain tenis top dunia.
Bayangkan, kalau sedang untung hari dimana kita datang saat itu, salah satu bintang tamu yang hadir untuk temu muka dan kasih tanda tangan ke publik adalah Roger Federer atau Rafael Nadal! Karena, tidak semua penonton bisa mendapatkan tanda tangan pemain tenis idolanya, walaupun terkadang pemain berhenti di depan publik untuk memberikan tanda tangannya, tapi bisa dihitung hanya beberapa detik saja.
Bayangkan, kalau sedang untung hari dimana kita datang saat itu, salah satu bintang tamu yang hadir untuk temu muka dan kasih tanda tangan ke publik adalah Roger Federer atau Rafael Nadal! Karena, tidak semua penonton bisa mendapatkan tanda tangan pemain tenis idolanya, walaupun terkadang pemain berhenti di depan publik untuk memberikan tanda tangannya, tapi bisa dihitung hanya beberapa detik saja.
Nah, di area animasi ini, pengunjung berhak untuk mengajukan pertanyaan, foto bersama dan tentunya tanda tangan. Tapi terkadang ada yang sampai minta dicium atau curi ciuman ke pipi petenisnya.
Saat sedang turun hujan, saya pakai kesempatan ini untuk mendatangi area animasi yang memuat 400 orang. Siapa yang sangka, salah satu dari bintang tamu yang hadir saat itu adalah Robin Soderling.
Saat itu, si petenis peringkat 5 dunia tersebut belum mengalahkan petenis nomor 1 Roger Federer. Berbeda dengan petenis Swiss yang merupakan pemain kesayangan masyarakat Perancis, Soderling yang baru memulai karier tenisnya di Roland Garros tahun kemarin, belum memiliki fans layaknya Federer.
Dengan sabar saya tunggu kehadiran petenis Swedia berbadan sangat tinggi ini. Setelah telat selama 30 menit dari jadwal yang ditentukan, Soderling akhirnya muncul juga. Dia berjalan begitu cepat menuju panggung, tanpa senyum tersungging di bibirnya dan bodyguard yang sibuk menepis dengan tangannya. Saya pernah bertemu dengannya di konferensi pers usai pertandingan.
Tak seperti biasanya di mana suatu konferensi pers selalu padat, saat itu konferensi pers sepi! Tak banyak wartawan yang hadir, saya sendiri sampai heran. Bahkan saat tanya jawab yang biasanya rebutan microphone antarjurnalis yang ada, malah kali ini panitia yang menanyakan siapa lagi yang akan bertanya karena masih ada waktu.
Kembali ke masalah tanda tangan. Setelah Soderling duduk, pembawa acara menyatakan dalam meminta tanda tangan pengunjung hanya diperbolehkan meminta satu dan tak ada tanya jawab dengan fans, apalagi foto bersama. Bodyguard dari petenis yang pernah mengalahkan Nadal tahun lalu di lapangan tanah liat Roland Garros, juga sangar-sangarnya bukan main!
Saya ingat benar pesan anak saya, meminta agar saya mendapatkan tanda tangan petenis favoritnya, Soderling. Saya coba minta kepada panita agar bersedia menyelipkan topi Roland Garros untuk ditandatangi, tapi langsung ditolak. Saya maklum, sebagai jurnalis saya tak bisa mencampuradukan kerjaan dengan kepentingan pribadi.
Tapi satu pengunjung yang mendengar obrolan saya dengan panita, memanggil saya dan menyatakan bersedia meminta tanda tangan dari petenis yang kini berhasil menyingkirkan Federer. Rupanya pemuda itu bersimpati dengan cerita saya. Maka satu topi dengan lambang Roland Garros ditandatangi oleh petenis pujaan anak saya.
Acara tanda tangan berlangsung sangat cepat, bukan karena Soderling sudah harus pergi tapi karena antrian memang tak panjang. Rupanya petenis berusia 26 tahun ini belum berhasil menarik hati pecinta tenis, atau karakternya yang selalu menjaga jarak dengan publik, yang menyebabkan hati pecinta tenis belum terbeli.
Selama acara tanda tangan berlangsung, saya perhatikan banyak pengunjung yang malah memilih menikmati permainan yang ada. Maka setelah Soderling pergi meninggalkan panggung, saya berputar-putar melihat fasilitas apa yang disediakan di tempat tersebut.
Bukan main, dari mulai permainan video hingga adu bantai rekor antar petenis dengan pengunjung disediakan. Bahkan musik dengan DJ asyik pun selalu meramaikan area tertutup ini. Lalu acara tanda tangan petenis berlanjut, kali ini petenis asal Perancis Benoit Paire, peringkat 216 dunia.
Siapa yang sangka, antrian yang berlangusng bukan main panjangnya dan kebanyakan gadis-gadis. Tanya jawab pun berlangsung dengan seru, lalu tanda tangan yang dibarengi dengan foto bersama.
"Mengapa tadi waktu Soderling kalian tak ikut antri dan sekarang pemain tak terkenal malah kalian rela antri hingga panjang sekali?" tanya saya. Jawab mereka, "karena Benoit selalu simpatik terhadap publik."
Ternyata, mereka lebih memilih mendapatkan tanda tangan dari petenis yang menghargai publiknya ketimbang petenis 10 terbesar dunia tapi tak terlalu menggangap publik. Bahkan kata mereka, Nadal saja yang merupakan petenis besar, masih bersedia berfoto bersama dengan fansnya.
Saya katakan kepada mereka, jika permainan tenis Soderling selalu cemerlang di lapangan tenis dan mungkin dialah yang akan menjadi pemenang Perancis Terbuka tahun ini. Tapi mereka menjawab: "Tetap saja hati kami lebih menyukai petenis dengan permainan dasyat tapi berhati ramah, itu baru namanya top! Petenis sejati!
Wah... sulitnya penarik hati publik tenis Roland Garros, permintaannya beraneka ragam.
Kembali ke masalah tanda tangan. Setelah Soderling duduk, pembawa acara menyatakan dalam meminta tanda tangan pengunjung hanya diperbolehkan meminta satu dan tak ada tanya jawab dengan fans, apalagi foto bersama. Bodyguard dari petenis yang pernah mengalahkan Nadal tahun lalu di lapangan tanah liat Roland Garros, juga sangar-sangarnya bukan main!
Saya ingat benar pesan anak saya, meminta agar saya mendapatkan tanda tangan petenis favoritnya, Soderling. Saya coba minta kepada panita agar bersedia menyelipkan topi Roland Garros untuk ditandatangi, tapi langsung ditolak. Saya maklum, sebagai jurnalis saya tak bisa mencampuradukan kerjaan dengan kepentingan pribadi.
Tapi satu pengunjung yang mendengar obrolan saya dengan panita, memanggil saya dan menyatakan bersedia meminta tanda tangan dari petenis yang kini berhasil menyingkirkan Federer. Rupanya pemuda itu bersimpati dengan cerita saya. Maka satu topi dengan lambang Roland Garros ditandatangi oleh petenis pujaan anak saya.
Acara tanda tangan berlangsung sangat cepat, bukan karena Soderling sudah harus pergi tapi karena antrian memang tak panjang. Rupanya petenis berusia 26 tahun ini belum berhasil menarik hati pecinta tenis, atau karakternya yang selalu menjaga jarak dengan publik, yang menyebabkan hati pecinta tenis belum terbeli.
Selama acara tanda tangan berlangsung, saya perhatikan banyak pengunjung yang malah memilih menikmati permainan yang ada. Maka setelah Soderling pergi meninggalkan panggung, saya berputar-putar melihat fasilitas apa yang disediakan di tempat tersebut.
Bukan main, dari mulai permainan video hingga adu bantai rekor antar petenis dengan pengunjung disediakan. Bahkan musik dengan DJ asyik pun selalu meramaikan area tertutup ini. Lalu acara tanda tangan petenis berlanjut, kali ini petenis asal Perancis Benoit Paire, peringkat 216 dunia.
Siapa yang sangka, antrian yang berlangusng bukan main panjangnya dan kebanyakan gadis-gadis. Tanya jawab pun berlangsung dengan seru, lalu tanda tangan yang dibarengi dengan foto bersama.
"Mengapa tadi waktu Soderling kalian tak ikut antri dan sekarang pemain tak terkenal malah kalian rela antri hingga panjang sekali?" tanya saya. Jawab mereka, "karena Benoit selalu simpatik terhadap publik."
Ternyata, mereka lebih memilih mendapatkan tanda tangan dari petenis yang menghargai publiknya ketimbang petenis 10 terbesar dunia tapi tak terlalu menggangap publik. Bahkan kata mereka, Nadal saja yang merupakan petenis besar, masih bersedia berfoto bersama dengan fansnya.
Saya katakan kepada mereka, jika permainan tenis Soderling selalu cemerlang di lapangan tenis dan mungkin dialah yang akan menjadi pemenang Perancis Terbuka tahun ini. Tapi mereka menjawab: "Tetap saja hati kami lebih menyukai petenis dengan permainan dasyat tapi berhati ramah, itu baru namanya top! Petenis sejati!
Wah... sulitnya penarik hati publik tenis Roland Garros, permintaannya beraneka ragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar